Thursday, 29 March 2012

nukilan buat Adam dan Hawa

Wahai kaum Adam yang dimuliakan kerana Allah
juga kaum Hawa yang dicintai kerana-Nya
tiada aku mampu mengukir bicara sempurna
untuk menulis nukilan ini buat hati-hati kamu
yang hanya Allah Maha Mengetahui memegangnya


Wahai kaum Adam
di saat kaum Hawa cuba menjauhkan diri
usahlah disalah tafsirkan niatnya yang tersembunyi
jangan mudah kau tafsirkan
pada kaum Hawa
sebagai kesombongan atau egonya diri
mungkin saja kaum Hawa
khuatir akan lemahnya iman diri mereka
juga iman kamu wahai kaum Adam
saat dia meluah bicara
saat dia mengalunkan suara


Wahai kaum Adam
syaitan itu tiada pernah henti menggetarkan hatimu
membisik seribu panahan nafsu
dan kerana itu kaum Hawa
adakala berusaha teramat
berharap agar kamu cuba memahami kondisi dirinya
tiada terlintas di hatinya menjadi fitnah buatmu
wahai kaum Hawa
auratmu yang ditutup sempurna
bicara yang tidak dilunakkan suaranya
batas pergaulan yang terjaga
itulah bantuan berharga buat kaum Adam 
agar tiada terlintas 
fitnah di hatinya


maaf buat kaum Adam
jika kamu benar mengerti 
betapa resah dan gelisahnya diri kaum Hawa itu
saat kamu memerhati
saat kamu cuba mencari kesempurnaan pada dirinya
ketahuilah kaum Adam
mereka juga insan biasa
yang tiada terlepas dari perangkap nafsu dan godaan dunia
kami merayu kamu kaum Adam
hormatilah kami
sebagaimana kehidupan Rasulullah menjadi inspirasi
buat aku dan 
kamu,

~Kaum Adam dan Hawa yang diciptakan untuk saling melengkapi kerana mencari redha-Nya.

Firman Allah s.w.t maksudnya : "Katakanlah (wahai Muhammad) kepada orang-orang lelaki yang beriman supaya mereka menundukkan pandangan mereka (daripada memandang yang haram), dan memelihara kehormatan mereka. Yang demikian itu lebih suci bagi mereka sesungguhnya Allah Amat Mendalam PengetahuanNya tentang apa yang mereka kerjakan". 

"Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan yang beriman supaya menundukkan pandangan mereka (daripada memandang yang haram), dan memelihara kehormatan mereka dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka kecuali yang zahir daripadanya". (Surah an-Nur ayat 30-31)





Monday, 19 March 2012

green tea and me. Analogy #1

Assalamualaikum to dear readers. It's been a while since I last wrote my post in English and since it's the first  month of class, I was hoping to brush up my not-so-good English writing skills, heh. So I was thinking of this title, since last week. A cute story of green tea. Oh yes, by the way "bubble tea green tea ice-crushed with bubbles" is another version of my favorite drink, green tea, here in Wellington. (The other version of it is the one without any sugar). Though I must admit that I don't want to convert its price to Malaysian Ringgit cause I'll be disappointed. But we usually don't mind the price if we really like something don't we? (I guess it does not matter here).  Sorry.

at bubble central, courtenay place

Well, there's something special about this green tea, other than it's juicy-bittersweet-cold taste and the nutrients (gonna mention more about this later). It is about how I found green tea could really relate to our daily life, as human, as Muslims and more importantly as His servants. This is what we called. Analogy.

To those who are familiar with the good benefits of green tea, despite of it's weird, and unique smell, I would like to congratulate you for keeping up with this drink in your diet. It's seriously helpful, among its benefits are; help to prevent cancer, a good anti-oxidant, retards ageing process and before I forgot to mention, it's one of the good drink for those who are on diet (it helps to speed up your body metabolism's rate). But yeah, don't take it with sugar of course, that's the rule ;p

Ok, back to our story. Since I have started drinking green tea during my first year, I have heard so many comments and opinions about its taste. It's really funny that my friends could interpret the taste quite differently from each other, some said it tasted like soap cause of its smell, some said it tasted like seaweed, like 'cendol' etc etc and there were even people who mentioned that it also tasted like medicine drink. I seriously did not mind any of these comments, (cause it's my favorite) anyway, but the thing is, I did convince them the benefits of drinking green tea, but not many are willing to keep up with it. True, it is very true that people are different, and have their own preferences on their choices for their diet. Which is unique for me. Absolutely.


And so, if you notice, despite the various benefits of green tea generally or we could say to any other food, which has many many benefits, not many people will buy it. I mean, good things in life won't always be seen as a good thing in our eyes. And yes, that's the problem. People keep focusing on the "negative" side of it, the taste, the smell and so on. These are all excuses for not wanting to let go of our ego, and to accept the fact that it is good for us (health). The same thing applied to our lives. What we think bad for us, could sometimes have many benefits hidden behind it, and the good things that we like, could sometimes bring us harms that we could never imagine. So, don't let ourselves deceived by the looks, the taste and many other factors that could make us blind to see the hidden advantages of it. Again and again, don't judge a book by its cover and still if you're going to judge it, read it first. Seriously. And I am sure many of you know about this beautiful verse from the Quran :

"and it may be that you dislike a thing which is good for you and that you like a thing which is bad for you. Allah knows but you do not know." Al- Baqarah : 216


Therefore, the most important lesson, from this short and simple story of green tea is that people need to be more open minded and willing to try to think out of the box. Don't put yourself in only one shoes, but try as many shoes as you can so that you could experience and be more matured to face this life. And plus, there are many many things out there that we need to learn, especially what we thought or pretend or took for granted that we have known so well before, like our own religion, our faith. Islam. 

Trust me, the rules or the restrictions that Allah made in Islam for instance, is actually a guide for us to live the best way we can. He's the one who created us, thus wasn't it logic for Him to know the best lifestyle that we should practice? No other lifestyle than Islam, that could rule the world better. If you read the history, then you should remember that the Prophet s.a.w. is the only leader that could come up with such a great system for Madinah, uniting the muslims and non-muslims together harmoniously. So, tell me, why are we still denying Islam as our lifestyle,  to be practised each and every second, if we already know that Quran and Sunnah is the best solution for all humankind? 

I know that this is a very simple analogy that you could easily understand. But there are many many things out there, that we see, hear and feel everyday that we should always try to reflect and think of it from the most positive perspective. There is no such thing as coincidence in this life, and therefore we should use every opportunity and time left to be better each and every day. We could never be sure that the next minute or hour we would still be alive, don't we?

tumblr.com


p/s: those who wish to know more about the benefits of green tea, click here : http://www.green-tea-expert.com/green-tea-benefits.html 

Friday, 2 March 2012

Salam buat kamu, Malaysia

anak kecil yang aku temui di Stesen ETS Ipoh. Tersentuh hati melihat didikan ibunya menutup aurat si comel ini dengan sempurna.


Salam buat sahabat juga pembaca yang aku kasihi. Sudah hampir seminggu meninggalkan bumi Malaysia yang dicintai kerana tuntutan perjuangan sebagai hamba Ilahi juga, sebagai pelajar yang mencuba menggapai impian di bumi asing ini. Namun, rindu pada keluarga sudah mencengkam hati dan ada kala membuat aku terfikir bahawa saat pertemuan kita, dan bumi kelahiran itu akan dijejaki lagi, tiada aku punya jawapannya bila. maaf dari aku, buat kamu keluarga, saudara dan sahabat yang teramat aku sayang di Malaysia, tanah air tercinta. Tanah air yang mengajar aku erti tabah dan indahnya kasih sayang. Maaf dari aku atas segala khilaf diri ini, buat keluarga, saudara mara juga rakan dan taulan yang tidak pernah jemu-jemu berkongsi kasih dan sayang, juga perhatian kamu yang teramat berharga buat aku. Mungkin aku tidak berpeluang untuk bersua muka dengan kamu, kerana jarak dan masa yang menduga. Tapi ketahuilah sahabat aku sangat berterima kasih atas perhatian dan sokongan kamu, mahu sahaja aku berada bersama kamu saat ini, namun mungkin juga aku terdiam seribu bahasa. Sedih kerana aku terpaksa meninggalkan tanah air itu yang menghadiahkan terlalu banyak memori buat diri.

Malaysia,
kamu banyak mengajar aku tentang manusia. Manusia di sekeliling yang teramat aku hargai, saudara seagamaku di luar sana. Kamu dan kamu yang membaca tulisan ini saat ini. Sungguh aku menyayangi kerana Allah. Bukankah muslim itu semuanya bersaudara? yakinlah, dan berusahalah menjadi hamba-Nya yang terbaik, kerana impian aku adalah untuk berjiran dengan kamu di syurga. Syurga yang tidak pernah kita mampu bayangkan keindahannya. Adakah kamu percaya? Namun hakikatnya perjalanan ke syurga itu tidaklah dihampar dengan permaidani merah atau ditaburi bunga haruman yang mewangi. kerana itu berhati-hatilah dalam memilih haluan hidupmu, pilihlah haluan yang bakal memberi bekal buat kamu saat bertemu dengan Maha Pencipta, bukannya jalan yang mengundang sengsara. 



Al-Ankabut : 2-3
... "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: 'Kami telah beriman', sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta."

 Buat kamu yang mengerti, jalan ke syurga itu penuh onak dan duri, menuntut pengorbanan yang bukan sedikit, menguji hati dan kekuatan rohani. Kuatlah, berbekallah dengan doa, usaha dan tawakal kepada-Nya. Allah itu sentiasa bersama. Sentiasalah berusaha membersihkan hati dan menilai niat kembali dalam meniti hari, kerana amalan tanpa niat mencari redha Ilahi itu tidak akan diberkati. Cubalah, walaupun aku tahu teramat payah mendidik diri dan jasad yang bernama hati itu menjadi ikhlas, untuk beramal dan berbudi di dunia ini, kerana inshaAllah ganjaran yang lebih besar akan menanti.

Al-Baqarah : 45
"Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan sabar dan mengerjakan sholat; dan sesungguhnya sholat itu amatlah berat kecuali kepada orang-orang yang khusyuk"Tiada daya dan upaya kecuali atas pertolongan Allah semata"


Bersabarlah dan teruskan perjuangan kamu. syaitan itu sentiasa menunggu peluang untuk mencari kelemahan dan terus melekakan kamu dari mengingati-Nya.

Malaysia,
kamu yang banyak mengajar aku. Bahawa diri ini tidak lagi boleh bersuka-ria dengan hiburan dan godaan dunia sementara, walau hakikatnya tanah air aku sendiri, Islamnya sudah semakin hilang seri. Islamnya cuma pada nama. Sungguh aku rindu teramat melihat Malaysia menjadi bumi yang diberkati Ilahi, seindah dan semekar saat Madinah dipimpin oleh kekasih Allah. Azam aku untuk mengubah semua ini, walau perjalanannya panjang tanpa henti. Malaysia, kamu juga mengajar aku bahawa aku perlu mempersiapkan diri, diri yang masih terlalu banyak khilaf di sana sini, kerana pertolongan Tuhan itu sesuatu yang pasti. Ya, pasti.




"Dialah yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai."
 ( At-Taubah : 33 )


Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat 
( An-Nashr : 1-3 )



Sungguh, aku takut tanah air aku dilaknat Allah s.w.t kerana manusia yang ingkar. Sungguh aku takut kehilangan saudara seagama yang meniggalkan dunia tanpa menyumbang apa-apa pada agama. Sungguh aku takut akan balasan-Nya, bukankah laknat Allah yang menimpa di bumi kaum nabi Musa itu telah tertulis di dalam kitab-Nya, dibuktikan penemuannya dengan jasad firaun yang masih elok tertimbus di lautan dalam ciptaan-Nya? Kerana aku tidak mahu Malaysia menerima nasib yang serupa akibat perbuatan manusia yang tamak haloba, manusia yang lupakan dan melanggar fitrah kejadiaannya. Kerana manusia yang lupa tanggungjawab sebagai hamba dan khalifah. Kerana manusia yang ingkar akan pertemuan dengan Tuhan-Nya di padang mahsyar sana.

"Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan umat-umat sebelum kamu, ketika mereka berbuat kezaliman, padahal rasul-rasul mereka telah datang kepada mereka dengan membawa keterangan-keterangan yang nyata, tetapi mereka sekali-kali tidak hendak beriman. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat dosa. Kemudian Kami jadikan kamu pengganti-pengganti (mereka) di muka bumi sesudah mereka, supaya Kami memperhatikan bagaimana kamu berbuat." ( Yunus : 13-14 )

 Malaysia,

Satu hari Islam akan tertegak di bumimu. Dan kemenangan Islam itu adalah pasti, cuma adakah kita salah seorang penyumbangnya atau sekadar memerhati?

Diri ini mahu kembali ke tanah air, satu hari nanti jika diizinkan Ilahi. Aku mahu menjadi batu-bata yang menegakkan Islam seperti di zaman kegemilangannya. dan aku mahu mengajak kamu, saudaraku untuk turut bersama. Kerana kita punya impian untuk terus bersahabat di syurga milik-Nya. Namun sehingga saat itu perjuangan di bumi asing ini harus aku teruskan, dan bekalan yang dikutip saban hari di sini begitu banyak mengajar diri erti Islam sebenar yang dicari. Alhamdulillah, sehingga saat ini Allah masih memberi peluang buat aku mencari dan terus mencari jejak memperbaiki diri juga rakan seperjuangan di sini. InshaAllah.


Salam buat Malaysia yang menyimpan seribu cerita sepanjang cuti musim panas ini. Cukuplah sekadar ini aku coretkan buat kamu, saudara seagama yang aku sayang di tanah air.

Salam dari aku, seorang hamba yang rindukan Allah Maha Pencipta dan Rasul-Nya. 

p/s : Suhu musim panas ibarat musim sejuk ini sungguh menguji ketahanan fizikal dan mental diri. Moga sahaja setiap saat dalam hidup kita sentiasa diberkati walau apa jua keadaannya.

Ana ukhtikum fillah, 
Fareen.